Sulawesi Barat adalah provinsi pecahan Sulawesi Selatan
yang baru berdiri 5 Oktober 2004 lalu. Provinsi ini dihuni oleh banyak suku
bangsa di antaranya suku Mandar, Toraja, Bugis, Makassar, dan lain sebagainya,
akan tetapi suku yang paling mendominasi di wilayah ini adalah Suku Mandar
dengan jumlah hampir 50% dari total populasi penduduknya. Oleh karena hal ini,
ketika kita bicara mengenai budaya Sulawesi Barat, maka kita tak akan lepas
dari suku Mandar, begitupun ketika kita membicarakan tentang pakaian adat
Sulawesi Barat.
a.
Pakaian Adat Sulawesi Barat
Pakaian adat Sulawesi Barat khas Suku Mandar bernama
Busana Pattuqduq Towaine.
1. Pakaian Adat Wanita Sulawesi Barat
Pakaian adat Pattuqduq Towaine
biasanya dikenakan wanita Mandar Sulawesi Barat pada saat upacara pernikahan
atau saat sedang menarikan tari tradisional Patuqdu. Khusus untuk yang
dikenakan pada saat pertunjukan tarian, busana ini terdiri atas 18 aksesoris,
sementara untuk busana pengantin terdiri dari 24 aksesoris. Kesemua aksesoris
tersebut dapat digolongkan menjadi 5 bagian yaitu pakaian utama, penghias
kepala, perhiasan badan, dan perhiasan tangan. Berikut ini penjelasan dari
masing-masing bagian tersebut.
a. Pakaian Utama
Pakaian utama terdiri dari baju rawang boko (baju
pokkoq) sebagai atasan dan lipaq saqbe sebagai bawahan. Baju boko adalah semua
baju kurung sebatas lengan yang umumnya dibuat dari bahan kain berwarna cerah.
Sementara lipaq saqbe adalah sarung sutra khas mandar yang dibuat menggunakan
teknik tenun tradisional. Sarung lipaq saqbe dapat dibuat dengan beragam motif,
di antaranya sureq maraqdia (corak raja), sureq pangulu (corak penghulu), sureq
batu dadzima (corak biji delima), sureq puang limboro (corak pappuangang
limboro), sureq puang lembang, dan lain lain. Selain sebagai penambah nilai
estetika, motif-motif sarung pada pakaian adat Sulawesi Barat ini dapat
berfungsi sebagai identitas sosial.
b. Penghias Kepala
Untuk mempercantik penampilan rambut dan melengkapi
keindahan pakaian adat Sulawesi Barat yang dikenakan, para wanita Mandar
umumnya akan menambahkan beberapa hiasan di sanggulan rambutnya. Hiasan
tersebut terdiri atas bunga emas dan gal (bunga melingkar yang digunakan
sebagai bando). Dalam pemakaiannya, ada aturan adat yang mengatur pemakaian
hiasan ini berdasarkan status sosial pemakainya.
c. Perhiasan Badan
Selain menggunakan perhiasan bunga di kepala, ada pula
beberapa perhiasan badan lainnya yang dikenakan para wanita sebagai pelengkap
pakaian adat Sulawesi Barat khas suku Mandar yang digunakan. Perhiasan badan
tersebut antara lain kawari (perisai), tombi diana (rantai uang logam), tombi
sare-sare (hiasan kain segi empat berwarna merah dan hijau), dali (anting) dan
tombi tallu.
Kawari adalah perisai khas wanita Mandar yang biasanya
dikenakan di sekitar pinggul. Ada aturan tersendiri mengenai pemakaian kawari.
Jika dikenakan 4 buah maka yang memakainya berarti golongan bangsawan,
sementara jika dikenakan 2 buah yang memakainya berarti golongan tau pia beasa
(orang biasa).
d. Perhiasan Tangan
Khusus untuk perhiasan lengan dan tangan, wanita Mandar
mengenal banyak ragam pernik. Berikut ini perlengkapan perhiasan tersebut.
· Gallang Balleq adalah
sepasang gelang berukuran 15 - 20 cm yang dipakai dikedua tangan.
· Poto adalah gelang
kecil yang dikenakan di kedua lengan untuk mengapit gelang besar.
· Jima Salletto adalah
gelang lebar yang diikatkan pada bahu.
· Teppang adalah gelang
yang diikatkan di bawah Jima Salletto.
· Jima maborong adalah
gelang pengganti Jima Salletto yang khusus dikenakan oleh wanita golongan
bangsawan.
·
Kaliki adalah ikat
pinggang.
·
Sima-simang adalah
gelang yang bulirannya berjumlah 8 berukuran sebesar kelereng.
22. Pakaian Adat Laki-Laki Sulawesi Barat
Berbeda dengan pakaian adat wanita
yang sangat rumit dengan banyak kelengkapannya, pakaian adat laki-laki Sulawesi
Barat khas Suku Mandar terbilang begitu simpel. Pria mengenakan jas tertutup
warna hitam yang berlengan panjang. Atasan ini dipadukan dengan celana panjang
dan kain sarung yang dililitkan di pinggang sebagai bawahan. Simpelnya pakaian
laki-laki ini melambangkan bahwa laki-laki suku Mandar haruslah gesit dalam
bekerja dan bertindak. Nah, demikianlah pemaparan yang bisa kami sampaikan
mengenai ragam pakaian adat Sulawesi Barat khas suku Mandar beserta
penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan budaya Nusantara
kita. Salam.
Comments
Post a Comment